MATERI LANJUTAN DALAM LATIHAN PSHT

Materi Latian Pencak Silat di PSHT 2: Ke-SH-an, Sambung dan PernapasaN


2.1.9 Ke-SH-an

a. Pengertian

adalah suatu ajaran pembinaan mental spiritual dalam usaha membentuk manusia berjiwa setia hati.

b. Tujuan:

Membina menjadi manusia berbudi luhur tahu benar dan salah.

c. Pelaksanaan:

memberi ceramah, nasehat disertai penghayatan terhadap contoh-contoh kehidupan.



2.1.10 Pembinaan Teknik

a. Pengertian:

adalah membina teknik pencak silat dengan berpola pada jurus dan materi Persaudaraan Setia Hati Terate.

b. Tujuan:

- membentuk sikap waspada

- membentuk sikap memudahkan gerakan berangkai secara reflek

c. Pelaksanaan:

melatih sikap pasang dan penggunaannya, melangkah, belaan, menyerang dan merangkaikannya.



2.1.11 Pembinaan Taktik

a. Pengertian:

adalah membina strategi pencak silat dengan menggunakan pola bertanding yang praktis.

b. Tujuan:

- memperkaya analisa teknik

- mencapai prestasi yang baik dalam pertandingan

- mencapai tingkat mahir sehingga tercapai keyakinan

c. Pelaksanaan:

- melatih kemantapan langkah, pola langkah, pola sambut dan sambung

- melatih pengembangan praktek yang terpimpin dan terarah meningkatkan dalam praktek bebas



2.1.12 Sambung

a. Pengertian:

adalah penerapan rangkaian teknik yang telah diperoleh dari jurus, pengunaan pasang, pola langkah, pola sambut, dll.

b. Tujuan:

- melatih keberanian bertanding atau penyelesaian permasalahan (perkelahian) dalam bentuk nyata

- melatih penerapan teori-teori yang telah didapat

- mencetak pesilat yang militan dan pilih tanding

- melatih mengendalikan emosi

- melatih kepandaian berfikir dan bertindak



c. Pelaksanaan:

- dipimpin oleh pelatih tetap

- pandai melihat keadaan siswa:

~ menugaskan siswa yang siap, sehat dan berani melaksanakan sambung

~ membimbing siswa yang masih takut (sambung terhadap pelatih)

~ menugaskan pada siswa yang seimbang (kepandaian, kekuatan, dll)

Misalkan: siswa pandai melawan siswa pandai, siswa kurang pandai melawan siswa kurang pandai

- memberikan contoh dengan jalan mengajak siswa-siswa yang pandai untuk sambung dengan pelatih. Di sini pelatih bukan mencari kemenangan atau sengaja menghajar siswa, tetapi pelatih memberi contoh dengan melakukan langkah-langkah dan teknik yang benar

- tiap ada kesalahan segera dihentikan dan dibetulkan

- ditekankan penggunaan pasang:

# pasang merupakan perangkap, sikap harus terbuka

# menguasai macam-macam pasang, melatih untuk sering mengubah pasang untuk menglabuhi lawan

# sikap pasang selalu dipertahankan keadaannya baik sebelum diserang, sesudah diserang, akan menyerang maupun sesudah menyerang

- melatih tata nafas, sewaktu menyerang dan menerima serangan mengeluarkan nafas

- melatih menguasai unsur-unsur belaan dan serangan

Belaan (menerima serangan):

· hapal dan mampu melaksanakan penggunaan pasang

· berani, yakin dan percaya diri (sewaktu diserang) mempraktikan penggunaan pasang

· belaan harus tepat waktu (tidak menangkis sebelum/sesudah diserang) dan tepat sasaran (belaan disesuaikan dengan macam serangan)

· setiap melakukan belaan harus disusul dengan serangan masuk ke lawan

· serangan lawan yang lambat bias didahului dengan menyerang

· jangan menyerang langsung lawan yang sedang pasang atau lawan posisinya kuat, harus dilagak terlebih dahulu agar pasang lawan bergerak atau berubah baru memasukan serangan

· setiap perubahan pasang dari posisi satu pasang ke pasang lain merupakan saat kelemahan, oleh karena itu apabila melakukan perubahan pasang segera melakukan serangan atau apabila kita melakukan perubahan pasang harus disertai dengan gerak merapat atau melakukan belaan (perlindungan)

· bagian tubuh untuk menyerang disesuaikan dengan sasaran:

© menyerang bagian tubuh yang keras (dahi, batok kepala dll). Menggunakan bagian tubuh kita yang lunak (punggung tangan, telapak tangan) bukan kebalikannya keras dilawan dengan keras (tulang kering dilawan dengan tulang kering)

© menyerang bagian tubuh lawan yang lunak (ulu hati, pinggang dll) menggunakan bagian tubuh kita yang keras (kaki: A, B, C, T dll, punggung, jari, kepalan, siku, dengkul dll)



2.1.13 Pembinaan Pernafasan

a. Pengertian:

adalah membina pengaturan tata nafas

b. Tujuan:

- tercapainya kondisi kesehatan yang baik

- meningkatkan intelektual (kecerdasan, kepandaian)

- mengembangkan indera ke-enam

- meningkatkan kewibawaan

- tercapai kestabilan emosional

c. Pelaksanaan:

- membimbing dengan memberikan petunjuk dan pengarahan

- setiap kesalahan segera diperbaiki

- Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pernapasan silahkan mengikuti latihan PSHT di daerah anda..

MENGENAI LATIHAN PSHT

Materi Latihan Pencak Silat di PSHT 1: Tahap Persiapan Latihan dan Materi Fisik (Senam, Teknik Dasar, Jurus, pasang, kuncian, belaan belati, Senam toya & Jurus Toya)

Sejak awal kita mengetahui bahwa PSHT mengajarkan pencak silat sebagai media untuk mendidik manusia berbudi pekerti luhur. Namun apakah definisi dan bagaimana latihan pencak silat itu seharusnya dilakukan, belum diketahui oleh semua pelatih PSHT. Berikut adalah sebagaian penjabaran materi Pencak Silat dalam PSHT sebagaimana yang dipahami dalam Penataran pelatih PSHT cabang Malang.

Tahap Persiapan
Tahap persiapan adalah suatu masa untuk mempersiapkan berlangsungnya latihan. Tahap persiapan meliputi segala sesuatu tentang "APA – SIAPA – DI MANA – KAPAN" atau kalau dijabarkan sebagai berikut:

1. APA : - Materi dan waktu latihan
- Perlengkapan
2. SIAPA : Pelatih dan siswa
3. DI MANA : Tempat latihan
4. KAPAN : Hari atau jam latihan


Materi Latihan

Materi dalam Persaudaraan Setia Hati Terate meliput:

1. Pembinaan Inti, terdiri dari Senam Dasar, Pelajaran Dasar, Jurus, Pasang, Pelepasan Kuncian, Belaan Belati, Senam Toya dan Jurus Toya.
2. Pembinaan Teknik dan Taktik, terdiri dari Pola Langkah, Pola sambut, Penggunaan Pasang dan Sambung.
3. Pembinaan Fisik
4. Pembinaan Ke-SH-an
5. Pembinaan Pernafasan


Senam Dasar

a. Pengertian

Senam Dasar yang diciptakan Bpk, Irsyad (Alm) adalah gerakan-gerakan yang disusun berurutan sebanyak 90 macam dan dilakukan di tempat (tidak melangkah atau berjalan).

b. Tujuan

- Melatih dasar gerakan jurus

- Membentuk otot-otot besar/kecil untuk menunjang melakukan gerakan dengan baik dan benar

- Melatih terbentuknya sikap koordinasi

- Pembentukan sikap yang benar (sikap kuda-kuda, tubuh dan tangan)

- Pembentukan gerakan yang benar (arah, lintasan)

- Koordinasi sikap

c. Pelaksanaan

- Kesalahan harus segera dibetulkan

- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat ke cepat dan mendadak

- Aba-aba pelan/lambat untuk membentuk unsur fisik (keseimbangan dan ketahanan)

- Merangkaikan beberapa gerakan (menjadi senam beregu atau senam massal)



2.1.2 Pelajaran Dasar

a. Pengertian

adalah pengenalan dasar-dasar gerakan pencak silat (serang-bela) antara lain:

1). Belaan: pembuangan-tangkisan-hindaran/elakan-pelepasan kuncian-tangkapan

Belaan adalah suatu usaha mempertahanka diri yang dilakukan baik dengan tangan maupun kaki sewaktu menerima serangan.

Macam-macam belaan antara lain:

a). Pembuangan:

Pembuangan adalah teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan jalan membuang tenaga serangan lawan.

b). Tangkisan

Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung (benturan) terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan serangan. Berbagai posisi dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan melangkah maupun diam di tempat, dengan memperhitungkan posisi terbaik atau menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang cepat. Yang perlu diperhatika dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan.

Adapun tangkisan terdiri dari dua macam, yaitu:

- Tangkisan (benturan) dengan tangan

- Tangkisan (benturan) dengan kaki

c). HIndaran/elakan

Hindaran/elakan adalah teknik belaan dengan cara memindahkan sasaran dari lintasan serangan.

Teknik elakan dapat dilakukan dengan cara:

- Melangkah dengan satu kaki

- Di tempat

- Memindahkan dua kaki

Elakan yang baik adalah dapat menghindarkan serangan dan dapat melakukan gerakan lanjuta (pola sambut) dengan baik).

d). Pelepasan Kuncian

Pelepasan kuncian adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan, dilakukan dengan cara menggunakan satu tangan atau dua tangan.

2). Serangan

a). dengan tangan: pukulan-colokan-tebasan-sodokan-sikutan-kuncian

b). dengan kaki: tendangan-dengkulan-menjatuhkan (serampang, ungkit, sapu)

Macam-macam serangan yanga dapat dilakukan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

a). Serangan dengan tangan

serangan dengan tangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu mengepal, terbuka dan terbuka sebagian dengan memperhatikan lintasan serangan.

Lintasan serangan:

- ke depan lurus

- dari samping

- dari bawah

Macam-macam serangan dengan tangan antara lain:

- pukulan

- colokan

- tebasan

- sodokan




- sikutan

- kuncian

- tangkapan



b). Serangan dengan kaki

seperti pada serangan tangan, serangan dengan kaki juga memperhatikan unsur-unsur teknik tersebut di atas untuk mengembangkan teknik yang benar. Untuk memantapkan serangan kaki perlu diperhatikan cara melatih kekuatan dan keseimbangan kaki tumpu pada waktu melakukan tendangan dan sikap tubuh serta sikap tangan yang baik, sehingga teknik tendangan menjadi baik dan dapat melakukan sikap atau tindakan berikutnya setelah melakukan tendangan.

Adapun macam-macam serangan kaki adalah:

1). Tendangan

Sikap awal menendang perlu dilatih dari berbagai sikap dan posisi.

Macam tendangan adalah:

- tendangan ke arah depan (A, T)

- tendangan dari samping (C, Sirkel)

- tendangan belakang (B)

2). Dengkulan

Dengkulan dilakukan apabila jarak/jangkauan lawan sudah terlalu dekat.

3). Serkel



4). Menjatuhkan

Menjatuhkan dilakukan dengan cara: sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan.

Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan cara:

(1). Meniadakan keseimbangan kaki tumpu (sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan)

(2). Meniadakan keseimbangan dengan didahului tangkapan.

b. Tujuan:

- Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan dan kaki secara benar.

- Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan dan kaki secara benar.

- Melatih pembentukan sikap yang benar.

c. Pelaksanaan:

- Kesalahan harus segera dibetulkan

- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak

- Merangkaikan beberapa gerakan serangan (colok-tendangan-menjatuhkan)

- Merangkaikan beberapa gerakan belaan (tangkis-hindar)

- merangkaikan beberapa gerakan bela dan serang tangkis-pukul-tendang.



2.1.3 Jurus

a. Pengertian:

adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencat silat (pasang-serang-bela) sebanyak 36 (tiga puluh enam) yang dilaksankan sambil melangkah.

b. Tujuan:

- Melatih mengembangkan suatu pola permainan pencak silat

- Menumbuhkan pengertian permainan secara teratur

- Menguasai dan meyakini teknik yang dimiliki.

c. Pelaksanaan:

- Sama dengan pembinaan senam

- Penjelasan unsur-unsur belaan dan serangan (teknik) pada masing-masing jurus.

- Penjelasan pola langkah sesuai dengan tingkatannya tentang cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kaidah pencak silat PSHT

- Pemberian aba-aba:

~ Pelan dan teratur (untuk pemahaman dan pembentukan sikap dan teknik yang benar)

~ ditingkatkan dengan cepat dan pendadakan untuk merangsang gerak cepat dan bertenaga

~ ditingkatkan dengan memberi aba-aba satu hitungan

- Kesalahan segera dibetulkan

- Melatih menggunakan jurus secara berpasangan (2A >< 2B)

- Melatih menggunakan pasangan minimal dua gerakan untuk satu pasang dengan peningkatan atau tambahan macam penggunaan pasang di tingkat atasnya.

Contoh:

- Polos: penggunaan pasang 4 dua macam

- Jambon: penggunaan pasang 4 empat macam

- Hijau: penggunaan pasang 4 dua macam

- Putih: penggunaan pasang 4 dua macam

- Melatih penggunaan pasangan sampai siswa hafal dan menguasai.



2.1.4 Pasang

a. Pengertian

adalah suatu sikap gerak lemah lembut gagah berwibawa dan terbuka yang merupakan perangkap agar lawan mau menyerang, tetapi disertai kesiapan untuk melakukan belaan dilanjutkan serangan masuk.

b. Tujuan:

- Melatih menyiapkan kondisi siap menyerang dan siap diserang

- Melatih meyakini jurus

c. Pelaksanaan:

- melatih perpindahan gerak dari satu gerak ke gerak lain dengan menggunakan pasang berlainan

- penggunaan pasamg masing-masing jurus



2.1.5 Pelepasan Kuncian

a. Pengertian:

adalah suatu teknik untuk melepaskan kuncian lawan dilanjutkan dengan gerakan mengunci lawan

b. Tujuan:

- Melatih mengambil bagian-bagian tubuh lawan yang lemah

- Melatih memanfaatkan bagiantubuh sendiri untuk menyerang lawan

c. Pelaksanaan:

Melatih ketepatan dan kecepatan gerak disertai tenaga



2.1.6 Belaan Belati

a. Pengertian:

adalah suatu teknik untuk menerima serangan belati dengan tangan kosong

b. Tujuan:

Melatih keberanian menghadapi lawan bersenjata

c. Pelaksanaan:

Melatih kecepatan dan ketepatan gerak disertai tenaga.



2.1.7 Senam Toya

a. Pengertian:

adalah suatu gerakan serang bela menggunakan toya yang dilakukan di tempat

b. Tujuan:

- melatih dasar gerakan jurus toya

- melatih sikap koordinasi yang benar antara sikap tangan memegang toya dengan tubuh dan kuda-kuda kaki

- melatih gerak memegang toya dengan benar

c. Pelaksanaan:

- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak

- Kesalahan segera dibetulkan



2.1.8 Jurus Toya

a. Pengertian:

adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencak silat dengan menggunakan toya yang dilaksanakan sambil melangkah.

b. Tujuan dan Pelaksanaan

sama dengan jurus


Bagi Saudara-saudara PSHT di Jawa Timur yang memerlukan informasi lebih lanjut mengenai materi penataran pelatih PSHT di Cabang Malang, dapat menghubungi mas Edi Suhartono di 081 232 216 62 serta dapat berdiskusi dengan beliau.

Sejarah Pecahnya sh terate dengan winongo


Sejarah SH Terate dan Sh Tunas Muda Winongo

SH Terate adalah perguruan silat legendaris yang berperan menyebarkan pencak silat ke berbagai daerah (bahkan manca negara). Di pusatnya, Madiun, terdapat ribuan pendekar SH terate yang tersebar sampai pelosok-pelosok kampung. Bagi pemuda-pemuda di daerah Madiun, menjadi anggota SH terate adalah tradisi yang mereka laksanakan secara turun temurun. Bahkan banyak keluarga yang dari Kakek buyut sampe cicit, semua adalah anggota PS SH Terate. Hal ini membuat SH Terate sebagai organisasi, cukup disegani di kawasan Madiun karena memiliki massa yang sangat besar.

Sayang, di Madiun sering terjadi perkelahian massal antara anggota SH Terate dan anggota SH Tunas Muda (Winongo). Sebenarnya pendiri kedua perguruan silat tersebut berasal dari perguruan yang sama. Menurut hikayat, asal muasal pencak silat di Madiun adalah dari seorang pendekar bernama Suro (Mbah Suro). Konon, sewaktu masih sangat muda Mbah Suro ini adalah salah satu prajurit tangguh yang dimiliki Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro kalah dari Belanda, mbah Suro melarikan diri ke Madiun, dan mendirikan sebuah perguruan silat sendiri.

Perguruan silat ini kemudian berkembang cukup pesat. Mbah Suro memiliki banyak sekali murid. Namun diantara sekian ratus muridnya, ada dua yang paling menonjol. Yang satu kemudian mendirikan perguruan silat sendiri di daerah Winongo Madiun, dan kemudian di kemudian hari menjelma menjadi SH Tunas Muda. Sementara yang satunya meneruskan perguruan silat mbah Suro dan kemudian menjelma menjadi SH Terate.

Awalnya, kedua perguruan tersebut saling berdampingan dengan damai satu sama lain. SH Winongo memiliki pengaruh di daerah madiun kota, sementara SH Terate mengakar di daerah madiun pinggir/pedesaan. Benih perpecahan dimulai ketika antara tahun 1945-1965 an, banyak pendekar SH Winongo yang berafiliasi dengan PKI. SH Terate yang menganggap ilmu SH (Setia Hati) yang diturunkan oleh mbah Suro merupakan ilmu yang berbasis ajaran Islam, merasa SH Winongo mulai keluar dari jalur tersebut.

Perselisihan semakin menjadi-jadi antara tahun 1963-1967, dimana banyak pendekar dari kedua perguruan yang terlibat bentrok fisik dalam peristiwa-peristiwa politik. Meski banyak anggotanya yang berafiliasi kiri, namun secara organisasi SH Winongo tidak terlibat dalam aktivitas kekirian tersebut. Hal inilah yang kemudian menyelamatkan perguruan silat ini dari pembubaran oleh pemerintah.

Setelah masa pembersihan anggota PKI yang berlangsung antara tahun 1967-1971 di daerah Madiun, SH Winongo sedikit demi sedikit mulai kehilangan pamornya. Puncaknya, pada era 1980-an bisa dikatakan perguruan silat ini dalam keadaan mati suri. Konon, banyak pendekar SH Terate yang berperan sebagai eksekutor para anggota PKI (termasuk beberapa pendekar SH Winongo yang terlibat PKI) di kawasan Madiun. Hal inilah yang kemungkinan memicu dendam pendekar SH Winongo yang non-PKI tapi merasa memiliki solidaritas pada kawan-kawannya yang dieksekusi tersebut.

Entah kebetulan atau tidak, seiring dengan munculnya PDI sebagai kekuatan politik yang cukup kuat pada era 1990-an, pamor SH Winongo sedikit demi sedikit mulai naik kembali. Banyak pemuda dari kawasan perkotaan Madiun yang masuk menjadi anggota SH Winongo. Madiun kota sendiri merupakan basis PDI yang cukup kuat. Sementara Madiun kabupaten merupakan basis NU dan Muhammadiyah. Banyak yang mengatakan bahwa situasi tersebut mirip dengan situasi di zaman ‘60-an, dimana PKI berkuasa di Madiun kota dan NU berkuasa di Madiun Kabupaten.

Seiring dengan perkembangan tersebut, mulai sering terjadi perkelahian antar pendekar di berbagai pelosok Madiun. Perkelahian yang juga melibatkan senjata tajam tersebut tak jarang berakhir dengan kematian salah satu pihak. Pada waktu itu, Madiun bagaikan warzone para pendekar silat (termasuk dengan senjata tajam dan senjata lainnya). Di berbagai sudut kota dan kampung terdapat grafiti yang menunjukkan identitas kelompok pendekar yang menguasai kawasan tersebut. Pendekar SH Terate menggunakan istilah SHT (Setia Hati Terate) atau TRD (Terate Raja Duel) untuk menandai basisnya. Sementara SH Winongo menggunakan istilah STK, yang kemudian diplesetkan menjadi “Sisa Tentara Komunis”, untuk menandai kawasan mereka.

Pada kurun waktu 1990-2000, STK mengalami perkembangan jumlah anggota yang sangat pesat. Desa Winongo sebagai markas besar mereka, pada awalnya masih mudah diserang oleh pendekar SHT dari wilayah tetangga. Namun karena kekuatan mereka yang semakin besar membuat Winongo menjadi untouchable area. Hampir seluruh pemuda dan lelaki di desa ini menjadi anggota STK yang militan, sehingga penyerbuan SHT ke wilayah ini menjadi semakin sulit dilakukan.

STK menggunakan taktik populis dalam merekrut anggota baru. Mereka masuk ke SMP dan SMU di kota Madiun dan menawarkan status pendekar secara instan kepada pemuda-pemuda yang mau bergabung. Sementara untuk meraih status pendekar di SHT, persyaratannya cukup berat dan memakan waktu cukup lama. Tawaran menjadi pendekar instan tersebut tentu saja mendapat sambutan yang besar dari para pemuda yang belum mengetahui esensi sebenarnya sebuah panggilan “pendekar”. Di Madiun, menjadi pendekar adalah sebuah kehormatan yang diimpi-impikan para pemuda. Predikat pendekar menjadi sangat elit karena harus dicapai dengan susah payah. Seorang Pendekar dipastikan memiliki kemampuan silat dan fisik yang prima, serta pemahaman agama yang dalam.

Akibat taktik populis yang dilakukan STK, kode etik pertarungan antar pendekar yang selama ini terjaga, sedikit demi sedikit mulai pudar. Anak-anak muda yang naif (pendekar instan) mulai menggunakan cara-cara yang kurang etis dalam berkelahi. Misalnya mereka mengeroyok lawan, menculik lawan di rumah, tawuran (lempar-lemparan batu), menyerang dari belakang, dan cara-cara yang tidak terhormat lainnya. Awalnya pendekar-pendekar SHT yang memegang teguh kode etik pertarungan pencak silat, masih berupaya sabar. Namun, akhirnya mereka kehilangan kesabaran setelah korban di pihak mereka mulai berjatuhan.

Tercatat, terjadi beberapa kali pertarungan yang memakan korban jiwa akibat tindakan yang tidak sportif. Pernah terjadi kasus dimana dua orang pendekar yang sedang berboncengan sepeda ontel, di tebas dari belakang oleh lawan bersepeda motor dengan menggunakan clurit. Kemudian ada juga kasus seorang pendekar yang sedang menggarap sawah, ditebas dari belakang oleh lawannya dengan menggunakan pacul.

Kejadian-kejadian tersebut merupakan gambaran betapa etika pertarungan sportif satu lawan satu yang selama ini dipegang erat oleh para pendekar, mulai pudar.

SEJARAH 10 PERGURUAN HISTORIS IPSI

Pasca penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada Republik Indonesia (dulu masih bernama RIS-Republik Indonesia Serikat) tanggal 27 Desember 1949, pusat Pemerintahan Republik Indonesia berpindah tempat dari Yogykarta kembali ke Jakarta. Sebelumnya, selama empat tahun Yogyakarta pernah menjadi ibukota Republik Indonesia, yaitu resminya sejak 4 Januari 1946 sampai 27 Desember 1949. Perpindahan pusat pemerintahan tersebut diikuti dengan perpindahan kantor kementerian, dan kantor-kantor atau instansi milik pemerintah.
Demikan pula pada tahun 1950 Pengurus Besar IPSI secara de facto juga berpindah tempat dari Yogyakarta ke Jakarta, sekalipun tidak semua anggota pengurus-pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia dapat ikut pindah ke Jakarta. Waktu itu IPSI baru 2 tahun berdiri, yaitu sejak didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, oleh Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia, yang menetapkan Mr. Wongsonegoro sebagai Ketua PB.IPSI. Saat IPSI berdiri, Republik Indonesia sedang dalam masa perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan memantapkan kedaulatan Republik Indonesia, yang harus ditempuh melalui perjuangan baik secara fisik maupun diplomasi. Kondisi ini juga mengakibatkan IPSI yang masih berusia muda harus mengkonsentrasikan pengabdiannya kepada perjuangan kemerdekaan, sehingga kondisi manajerial dan operasional IPSI kala itu mau tidak mau mengalami penyusutan.

Di sisi lain, Pemerintah Pusat RI kala juga sedang menghadapi pemberontakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia ( DI/TII ) di beberapa daerah, termasuk di Jawa dan Lampung. Untuk menambah kekuatan dalam melawan DI/TII tersebut, Panglima Teritorium III waktu itu, Kolonel (terakhir Letnan Jenderal) R.A. Kosasih, dibantu Kolonel Hidayat dan Kolonel Harun membentuk PPSI (Persatuan Pencak Silat Indonesia), yang kala itu didirikan untuk menggalang kekuatan jajaran Pencak Silat dalam menghadapi DI/TII yang berkembang di wilayah Lampung, Jawa Barat (termasuk Jakarta), Jawa Tengah bagian Barat termasuk D.I. Yogyakarta.

Setidaknya dalam kondisi tersebut timbulah dualisme dalam pembinaan dan pengendalian Pencak Silat di Indonesia, yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dengan konsentrasi lebih banyak dalam hal pembinaan pada aspek Olah Raga, sedangkan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) lebih banyak membina pada aspek seni pertunjukan (ibing Pencak Silat) dan Pencak Silat bela diri untuk melawan DI/TII. Selain dua organisasi, IPSI dan PPSI ini, juga terdapat beberapa organisasi lain seperti Bapensi, yang masing-masing berupaya merebut pengaruh sebagai induk pembinaan pencak silat di Indonesia.

Sementara itu IPSI harus berjuang keras agar pencak silat dapat masuk sebagai acara pertandingan di Pekan Olahraga Nasional. Hal serupa juga dilakukan oleh PPSI yang setiap menjelang PON juga berusaha untuk memasukkan pencak silatnya agar dapat ikut PON. Namun Pemerintah, yang pada tahun 1948 juga ikut berperan mendirikan IPSI, hanya mengenal IPSI sebagai induk organisasi pencak silat di Indonesia.

Kala itu induk organisasi olahraga yang ada adalah KOI (Komite Olimpiade Indonesia) diketuai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia) dengan Ketua Widodo Sosrodiningrat.Di tahun 1951, PORI melebur kedalam KOI. Tahun 1961 Pemerintah membentuk Komite Gerakan Olahraga (KOGOR) untuk mempersiapkan pembentukan tim nasional Indonesia menghadapi Asian Games IV di Jakarta. Kemudian di tahun 1962 Pemerintah untuk pertama kalinya membentuk Departemen Olahraga (Depora) dan mengangkat Maladi sebagai menteri olahraga. Selanjutnya di tahun 1964 Pemerintah membentuk Dewan Olahraga Republik Indonesia (DORI), yang mana semua organisasi KOGOR, KOI, top organisasi olahraga dilebur ke dalam DORI.

Pada tanggal 25 Desember 1965, IPSI ikut membentuk Sekretariat Bersama Top-top Organisasi Cabang Olahraga, yang kemudian mengusulkan mengganti DORI menjadi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mandiri dan bebas dari pengaruh politik, yang kemudian kelak pada 31 Desember 1966 KONI dibentuk dengan Ketua Umum Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Maka kala itu IPSI juga ikut memegang peranan penting dalam sejarah pembentukan KONI sehingga kelak menjadi induk organisasi olahraga di Indonesia.

Menjelang Kongres IV IPSI tahun 1973 beberapa tokoh Pencak Silat yang ada di Jakarta membantu PB IPSI untuk mencari calon Ketua Umum yang baru, karena kondisi Mr. Wongsonegoro yang pada saat itu sudah tua sekali. Salah satu nama yang berhasil diusulkan adalah Brigjen.TNI Tjokropranolo (terakhir Letjen TNI) yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sekalipun kelak kemudian pada Kongres IV ini beliau terpilih sebagai Ketua Umum PB IPSI, namun jalan bagi Brigjen.TNI. Tjokropranolo tidaklah semudah yang dibayangkan. Masih banyak tugas dan tanggung jawab PB IPSI yang kelak harus dihadapi dengan serius. Disamping itu PB IPSI pun perlu merumuskan jati dirinya secara lebih aktif, disamping merumuskan bagaimana mempertahankan eksistensi dan historis IPSI dalam langkah pembangunan nasional.
Karena itu kemudian Brigjen.TNI. Tjokropranolo dibantu oleh beberapa Perguruan Pencak Silat yaitu:

* dari Tapak Suci Bapak Haryadi Mawardi, dibantu Bpk. Tanamas;
* dari KPS Nusantara Bp. Moch Hadimulyo dibantu Bp. Sumarnohadi, Dr. Rachmadi, Dr. Djoko Waspodo;
* dari Kelatnas Perisai Diri Bp. Arnowo Adji HK;
* dari Phasadja Mataram Bp. KRT Sutardjonegoro;
* dari Perpi Harimurti Bp. Sukowinadi;
* dari Perisai Putih Bp.Maramis, Bp. Runtu, Bp. Sutedjo dan Bp. Himantoro;
* dari Putera Betawi Bp.H. Saali;
* dari Persaudaraan Setia Hati Bp. Mariyun Sudirohadiprodjo, Bp. Mashadi, Bp. Harsoyo dan Bp.H.M. Zain;
* dari Persaudaraan Setia Hati Terate Bp. Januarno, Bp. Imam Suyitno dan Bp. Laksma Pamudji.


Salah satu tantangan yang cukup berarti saat itu adalah belum berintegrasinya PPSI ke dalam IPSI. Kemudian atas jasa Bapak Tjokropranolo berhasil diadakan pendekatan kepada 3 (tiga) pimpinan PPSI yang kebetulan satu corps yaitu Corps Polisi Militer. Sejak itu PPSI setuju berintegrasi dengan IPSI, kemudian Sekretariat PB IPSI di Stadion Utama dijadikan juga sebagai Sekretariat PPSI. Pada Kongres IV IPSI itulah kelak kemudian, H. Suhari Sapari, Ketua Harian PPSI datang ke Kongres dan menyatakan bahwa PPSI bergabung ke IPSI.

Kongres IV IPSI tahun 1973 menetapkan Bp. Tjokropranolo sebagai Ketua PB. IPSI menggantikan Mr. Wongsonegoro. Mr. Wongsonegoro telah berjasa mengantarkan IPSI dari era perjuangan kemerdekaan menuju era yang baru, era mengisi kemerdekaan. Saat inilah seolah IPSI berdiri kembali dan lebih berkonsentrasi pada pengabdiannya, setelah sebelumnya melalui masa-masa perang fisik dan diplomasi yang dialami seluruh bangsa Indonesia. Di bawah kepemimpinan Bapak Tjokropranolo ini IPSI semakin mantap berdiri dengan tantangan-tantangan yang baru sesuai perkembangan zaman. Pada Kongres IV IPSI itu pun sepuluh perguruan yang menjadi pemersatu dan pendukung tetap berdirinya IPSI diterima langsung sebagai anggota IPSI Pusat, dan kemudian memantapkan manajemen, memperkuat rentang kendali PB IPSI sampai ke daerah-daerah, dan mempersatukan masyarakat pencak silat dalam satu induk organisasi. Untuk selajutnya Bapak Tjokropranolo menegaskan bahwa 10 (sepuluh) Perguruan Silat tersebutlah yang telah berhasil bukan sekedar menyusun bahkan juga melaksanakan program-program IPSI secara konsisten dan berkesinambungan.

Maka selanjutnya yang dimaksud dengan sepuluh perguruan tersebut adalah:

1. Tapak Suci,
2. KPS Nusantara,
3. Kelatnas Perisai Diri,
4. Phasadja Mataram,
5. Perpi Harimurti,
6. Perisai Putih,
7. Putera Betawi,
8. Persaudaraan Setia Hati,
9. Persaudaraan Setia Hati Terate,
10. Persatuan Pencak Seluruh Indonesia (PPSI).


Pada waktu kepemimpinan Bapak. H. Eddie M. Nalapraya nama kelompok 10 (sepuluh) Perguruan Silat anggota IPSI Pusat tersebut diubah menjadi 10 (sepuluh) Perguruan Historis, setelah sebelumnya sempat istilahnya disebut sebagai Top Organisasi, atau Perguruan Induk kemudian menjadi Perguruan Anggota Khusus karena keanggotannya di IPSI Pusat menjadi anggota khusus. Di dalam setiap Munas IPSI maka Perguruan Historis ini selalu menjadi peserta dan memiliki hak suara di dalam Munas.

MAKNA LAMBANG IPSI DARI PSHT

saudara-saudara alias WongSH dapat mengetahui apa makna lambang IPSI... Karena perlu diketahui pencetus lambang IPSI sendiri adalah Seorang warga PSHT juga,namanya adalah Mas Yanuarno.


MAKNA LAMBANG IPSI

Warna Dasar putih :
;. Suci dalam amal perbuatan

Warna Merah :
;. Berani dalam kebenaran

Warna Hijau :
;. Ketenangan dalam menghadapi segala sesuatu menuju ke kemantapan jiwa, karena selalu beriman dan bertauhid kepada Tuhan Yang Maha Esa secara hikmat dan syahdu

Warna Kuning :
;. Berarti bahwa IPSI mengutamakan budi pekerti dan kesejahteraan lahir dan batin dalam menuju kejayaan nusa dan bangsa

Bentuk Perisai Segi Lima :
;. berarti bahwa IPSI berasaskan landasan idiil Pancasila, serta bertujuanmembentuk manusia Pancasila sejati

Sayap Garuda berwarna Kuning berototkan merah :
;. Berarti kekuatan bangsa Indonesia yang bersendikan kemurnian, keluruhan dan dinamika, Sayap 18 lembar, bulu 5 lembar + 4 lembar + 8 lembar berarti tanggal berdirinya IPSI adalah 18 Mei 1948. Sayap 18 lembar, terdiri dari 17+1 berarti IPSI dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan berssatu membangun negara

Untaian lima lingkaran :
;, Melambangkan bahwa IPSI melalui olahraga merupakan ikatan peri kemanusiaan antara pelbagai aliran dengan memegang teguh asas kekeluargaan, persaudaraan dan kegotong royongan

Ikatan pita berwarna merah Putih :
;, Bahwa IPSI merupakan suatu ikatan pemersatu dari pelbagai aliran Pencak Silat, yang menjadi hasil budaya yang kokoh karena dilandasi oleh rasa berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia

Gambar tangan putih di dalam Dasar hijau :
;, Menggambarkan bahwa IPSI membantu negara dalam bidang ketahanan nasional melalui pembinaan mental/fisik agar kader-kader IPSI berkepribadian nasional serta berbadan sehat, kuat dan tegap

Gambar senjata trisula :
;, Berlambang selalu siap siaga IPSI dalam partisipasi di dalam pembangunan Negara melalui tiga usaha pokok, yaitu ;
1. mengusahakan keluhuran budipekerti
2. memelihara seni budaya bangsa indonesia
3. menjalankan krida olahraga ( bela diri pencak silat )


Untuk bendera dasar hijau berbanding 2 : 3 sedangkan untuk lambang ( Badge ) berbentuk segi lima. Nama daerah ditulis di bawah lambang bewarna kuning.

Sikap seorang PSHT

3.macam takut dlm psht:
-Takut mati
-Takut salah
-Takut Sakit
-Takut malu

Tritunggal PSHT:
~Cerdas:apabila di beri materi senam,jurus dll..cepat nyambung/tanggap
~Tangkas: Apabila di beri tekhnik beladiri di pergunakan dengan baik dan benar pada waktu sambung
~Tabah:Apabila mendapat cobaan kita terima dengan tabah dan ikhlas.

LARANGAN-LARANGAN SH TERATE
1.Tidak boleh mendirikan latihan tanpa se izin pelatih sesepuh atau pengurus
2.Tidak boleh sombong
3.Tidak boleh merusak pager ayu
4.Tidak boleh merusak pupus ijo
5.Tidak boleh berkelahi sesama warga sh terate

KEWAJIBAN SH TERATE
1.Menjaga nama baik organisasi sh terate
2.Bertaqwa kepada tuhan YME
3.Bersikap kesatria & tetap pendiriannya
4.Merendah diri
5.Bersikap ramah tamah & sopan santun
6.tenggang rasa/teposeliro
7.Memberi contoh baik kepada masyarakat
8.Berani karena benar takut karena salah
9.Bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri

CERITA tentang PSHT

Perbincangan Pelatih dengan Siswanya (1) - sebuah cerita tentang PSHT


"Mas, apakah contoh konkritnya "Manusia itu bisa dimatikan, manusia itu bisa dihancurkan, tetapi manusia tidak bisa dikalahkan selama ia setia pada hatinya?". Karena sampai sekarang saya belum paham maksudnya,"

Pertanyaan itu dilontarkan dengan tiba-tiba oleh seorang siswa, pada suatu malam setelah latihan usai. Pelatihnya terdiam sejenak, menilai siswa yang bertanya di hadapannya, sungguh bukan pertanyaan yang sembarangan, tetapi juga cukup sulit untuk dijawab, apalagi untuk seorang pelatih muda seperti dirinya yang merasa belum mumpuni dalam bidang ke-SH-an. Tingkat 2 saja belum, bagaimana ia harus menjawab pertanyaan ini? sementara wajah si Siswa seolah penuh harap menginginkan jawaban.

Tetapi syukurlah Tuhan memberinya pencerahan. Pelatih itu kemudian balik bertanya,
"Apakah kamu pernah punya seorang kakek, nenek, atau saudara yang sudah meninggal?"
"ya, mas. Kakek saya sudah meninggal," siswanya mengangguk.
"Kamu masih ingat padanya sampai sekarang?"
"Ya, masih."
"Kenapa?"
"Ya... karena... dia selalu ngasih saya uang jajan tambahan," Siswanya tertawa malu.
"menurutmu almarhum kakekmu orang yang baik?"
"ya iya mas...sayang banget sama cucu-cucunya, terus katanya dia dulu pejuang 45,"
"kamu masih sering mendoakan almarhum kakekmu?"
"iya mas... kalau setiap lebaran pasti mendoakan di makamnya,"
"Nah, begini..., 'manusia bisa dimatikan', Kakekmu saat ini sudah meninggal, bukan? Lalu berikutnya "manusia bisa dihancurkan", maaf, saat ini jasad kakekmu juga pasti sudah mulai hancur bukan?"
"Iya sih mas..." Siswa itu mulai berpikir, mencerna maksud kalimat pelatihnya. Tetapi tampaknya ia belum menemukan sesuatu.
"Bisakah kukatakan, kalau kakekmu itu kalah oleh usia? Usia manusia terbatas bukan? Pasti manusia suatu saat akan mati, bukan? Pasti ia akan kalah dengan usia tua, bukan?"
"Iya mas... manusia pasti akan kalah dengan usia. Tapi di semboyan kan katanya "manusia tidak bisa dikalahkan.."
".. selama ia ber-SH terhadap dirinya sendiri,," lanjut pelatihnya. "Nah dik, saat ini kakekmu sudah meninggal, jasadnya sudah hancur, tapi sampai sekarang kamu masih mengingat kakekmu, mengingat kebaikan hatinya, keberaniannya, dan bahkan kamu juga masih sering mendoakannya. Sekarang, katakan padaku, apakah kakekmu kalah?"
Siswanya terdiam sesaat.

"Nah, mbah Harjo yang menjadi pendiri SH Terate, beliau sudah meninggal, jasadnya juga pasti sudah hancur, tetapi sampai sekarang organisasi SH terate masih berdiri tegak, masih banyak orang yang mau latihan di SH, dan kita masih berlatih jurus-jurus yang dia ajarkan, kita masih membahas Ke-SH-an yang dia ajarkan, kita masih menjunjung tinggi nama SH Terate sebagai organisasi pencak silat yang kita banggakan... nah, apakah mbah Harjo bisa dikatakan 'kalah'?"

Mata siswanya mulai berbinar-binar, ia mulai menemukan sendiri maknanya.
"Oooh... begitu..."
"ya, kira-kira begitu contoh konkretnya. Sudah paham kan?" Jawab pelatihnya. Hatinya terasa lega karena bisa menjawab. Diam-diam ia ber-alhamdulillah dalam hati.

tetapi beberapa saat kemudian, siswanya kembali bertanya pertanyaan sulit,
"Lalu bagaimana caranya untuk menjadi orang yang ber-Setia Hati?"
Pelatihnya terhenyak. Cerdas betul siswa ini ! Spontan ia mengacak-acak rambut kepala siswanya dengan gemas. Siswa itu pasrah saja dibegitukan, sedikit geli karena siswa itu menyadari dirinya telah menanyakan pertanyaan cerdas yang lain.
"kamu ini ! ya untuk itu kita latihan, bukan?" ia tertawa, hatinya senang karena ada satu siswanya yang bukan saja mau melatih tubuhnya, tetapi juga mengasah pikirannya.
"lain kali akan kujelaskan, sekarang kamu pulang dulu saja, oke? Sudah larut !"
Siswanya mengucapkan terimakasih, lalu pamit pulang. sepulangnya di rumah ia tidak segera tidur, tetapi menuliskan pelajaran yang ia dapat malam itu di buku catatan hariannya. ia menulis:

"orang yang ber-Setia Hati" akan terus diingat dimanapun dan kapanpun, menembus ruang dan waktu. Meskipun kakekku sudah meninggal, atau mbah Harjo juga telah meninggal, aku masih mengingatnya dan mendoakannya. Mbah Harjo, kita masih berlatih jurus-jurusnya dan SH Terate yang didirikannya masih besar. Kakekku tidak kalah karena ia ber-SH, mbah Harjo juga tidak kalah karena ia ber-SH. Tetapi, bagaimana caranya menjadi orang yang ber-SH?"

Kata mutiara Persaudaraan setia hati terate

Kata Mutiara dari Sunan Kali Malang:


*Harta Benda untuk Semua manusia sama, harta benda hanya pelengkap. Hidup yang penting punya saudara banyak, keberkahan akan ngikuti. Ayuk ngumpul2 membicarakan kebesaran Tuhan, tiada henti, dan jangan pelit, tidak ada kamus orang beramal jadi miskin. Membuat SHT besar, salah satu sarana membuat orang lain berbuat baik dengan mendahulukan kepentingan orang banyak, menomorduakan kepentingan pribadi,... tanda-tanda dicintai Allah. Hidup selalu kaya, mati masuk surga... Amien



*Berdiri, di atas tanah, di bawah langit, tapi yang diingat duit. Itulah manusia. Coba ingat, (manusia) saripatinya tanah dan saripatinya udara, langsung bersyukur ! Akan datang rejeki tak disangka-sangka. Amien.




*Kayu jati, mahal harganya. Jati diri, enak dengarnya. Kesetiaan, panjang ngrawatnya. Kecuali orang-orang yang aktif (di SHT), tak terasa sampe juga.


*cilik ora kurang akal,gede ora luweh akal,yen eleng ora bakal mundur(kecil bukan kurang berakal,besar bukan berarti lebih berakal,kalau ingat tidak akan mundur)

*Ajineng diri ono eng ati, ajining rogo ono eng busono

*Memayu hayuning bawono

*becek ketitik olo ketoro

Pedoman,semboyan,falsafah & Bukti-bukti persaudaraan setia hati TERATE

*PEDOMAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
"Musuh jangan dicari kalau bertemu jangan lari(3N:ngalah-ngaleh-ngamuk)".



*SEBOYAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
"Selama bumi masih berputar dan selama matahari terbit dari upuk timur serta tenggelam/terbenam di upuk barat SH TERATE tetap jaya selamanya..


*FALSAFAH PERSAUDARAAN SH TERATE
"Manusia dapat dihancurkan danmanusia dapat dimatikan,akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu masih berpegang teguh pada dirinya atau tetap setia pada hati nuraninya sendiri.


*Bukti-bukti Persaudaraan sh terate
=>Jika akan sambung(latih tanding)di awali dengan berjabat tangan
=>Mong tinemong
=>Tidak sentimen
=>Kalau bertemu teman atau pelatih berjabat tangan
=>Jika sambung(latih tanding) dapat mengendalikan diri terhadap lawan.

keshaan PSHT

=>3 SIKAP ORANG SH TERATE
1.Tidak menunjukan keahlian di muka umum
2.Tidak boleh menerima barang yg tidak sah(barang curian)
3.Tidak boleh mencari musuh?masalah

=>Catur bakti
1.Berbakti(bertaqwa) kpd tuhan YME
2.berbakti kepada orang tua
3.berbakti kepadaguru atau pelatih
4.berbakti kepada nusa &bangsa

=>mo5(mo limo/ lima M)
1.maling(mencuri)
2.minnum(mabuk alkohol atau sejenisnya)
3.medok(main perempuan)
4.main(berjudi)
5.madat(memakai narkoba atau sejenisnya)

FALSAFAH-FALSAFAH PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

~RM Mas Imam Koesoepangat - PASHTER

Falsafah PSHT : Manusia Dapat Dihancurkan; Manusia Dapat Dimatikan; Tetapi Manusia Tidak Dapat Dikalahkan, Selama Manusia Itu Masih Setia Pada Hatinya Sendiri Atau Ber-SH pada dirinya sendiri. * Urip Iku Urup (Hidup itu Nyala, .... Di sela- sela kesibukanya sebagai siswa di SMP 2 Madiun, ia mulai belajar pencak silat di bawah panji-panji Persaudaraan Setia Hati terate. Kebetulan yang melatih saat itu adalah mas IRSAD (murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) selang lima tahun ...
http://www.psht-baradatu.blogspot.com


~persaudaraan setia hati terate: Sejarah Persaudaraan Setia Hati Terate

~ Tujuan Persaudaraan Setia Hati Terate Tujuan dari Persaudaraan Setia Hati Terate adalah : ?Mendidik Manusia berbudi luhur, tahu benar dan salah? 3. Falsafah dan Semboyan Persaudaraan Setia Hati Terate Falsafah Persaudaraan Setia Hati ...
http://ashtermadiun.blogspot.com/2010/05/sejarah-persaudaraan-setia-hati-terate.html


~Menang Tanpo Ngasorake, Ngluruk Tanpo Bolo, Sugih Tanpo Bondo, lan ...

Marilah kita pegang prinsip dan falsafah kita baik-baik agar dalam setiap langkah dan setiap tindakan kita mencerminkan prinsip-prinsip mulia SH Terate, dapat bermanfaat bagi diri sendiri maupun kepada alam sekitarnya - memayu hayuning ...
http://www.psht-baradatu.blogspot.com


~Budaya Jawa: serba serbi Keris

Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk Inten karangan S.H. Mintardja pada tahun 1970-an. ..... Selain makna-makna duniawi di atas, keris dalam kehidupan Jawa tradisional juga memiliki makna spiritual: sebagai manifestasi falsafah, wasiat atau pusaka. Dalam lingkup dunia mistik, sebagai azimat, medium komunikasi serta tempat bersemayamnya roh atau ...
http://www.psht-baradatu.blogspot.com

~Memayu Hayuning Bawono

Salah satu falsafah terpenting SH Terate adalah Memayu Hayuning Bawono. Namun masih banyak di antara kita (warga SH Terate) yang belum mengetahui makna dari kata-kata itu. Suatu hari pernah saya ditanya oleh siswa SH Teratem "Mas, ...
http://www.psht-baradatu.blogspot.com

~HATI NURANI | wong setia hati terate MIN Olak alen

filsafat PSHT. Manusia dapat dihancurkan Manusia dapat dimatikan akan tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu setia pada hatinya atau ber-SH pada dirinya sendiri ...
http://www.psht-baradatu.blogspot.com



~Pendekar dari Madiun | henny listyowati

Aliran bela diri pencak silat SH Terate berasal dari tanah kelahiran Mas Saljo, maka tidak heran jika nilai-nilai filsafat perguruan ini seperti Urip Iku Urup, Memayu Hayuning Bawono, Suto Diro Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti ...
http://www.psht-baradatu.blogspot.com

Share |
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...